Dua Puluh Tujuh Tahun.
Di
penghujung 2015 ini, pastinya banyak sekali harapan untuk Tahun depan. Karena pada
Tahun ini ujian hati tidak berhenti datang bergantian hingga malam ini saat
saya menulis di depan laptop buluk kesayangan ini.
“Sebuah
keegoisan terkadang menghancurkan pilar yang sudah berdiri kokoh sejak awal”
Jiyahhh, omongannya berat banget! Udah ah, minum cappucino dulu biar semangat nulisnya.
Sebenatar
lagi usia saya 27 tahun, tidak ada lagi yang namanya anak muda labil yang
sebentar ngomong A terus sebentar lagi pindah ke-B. sudahlah Nola, lupakan kelabilan
itu, sekarang fokuslah sama apa yang diucapkan. Harus konsisten dengan
perkataan, harus pikirin dulu apa yang akan diucapkan, jangan asal nyablak
kalau kata orang sini.
“okey, baiklah Nola.. akan saya
coba” jawaban dari dalam hati ini, seolah-olah ada dua jiwa di dalam sini. Yang
satu Malaikat, dan satu lagi Setan.
Yang
pertama sekali harus dibenahi adalah sifat saya. Riyu bilang saya orangnya pendendam.
Kalau lagi kesal sama orang saya sampai bilang “lihat aja nanti..” yang tidak
sengaja banget kata-kata itu keluar dari mulut saya. Padahal maksud hati nggak
sampai sedendam itu lho, kan orang itu cuma senggol sedikit, nggak sampai jatuh
apalagi berdarah. Tapi sumpah serapahnya keluar seperti nggak ada saringannya.
“nggak boleh gitu lagi ya Nola” kata Malaikat baik di dalam hati saya”
Kadang,
emosi itu memang naik turun dengan sendirinya. Tergantung situasi. Kalau memang
lagi senang, ya mau ngapain aja orang-orang di depan saya sampai jungkir balik
asal tidak mengganggu, ya dibiarin aja. Tapi kalau lagi moodnya jelek, senggol
nggak sengaja dikiiiit aja jadi sinis menatap mereka. Parah kan? “jadilah
pribadi yang pemaaf” kalau kata Ibuk, dan jujur itu sulit.
Riyu
kadang kewalahan menampung segala sifat buruk saya, semuanya diceritain sampai
dia bilang “kamu tuh masalahnya banyak banget, aku cape!!”. Ya, memang saya
agak banyak bicara, dan cerewet, sepertinya turunan dari mama. Semua buat saya
jadi masalah, kalo mood lagi nggak baik. Sampai si abang jualan jus langganan
salah bikinin jus buat saya, ngomelnya sampai tuh jus yang diganti selesai,
baru deh selesai juga ngomongnya. Dan setelah berjalan jauh, trus tiba-tiba
kasihan lihat si abang jusnya saya omelin.
Bukan
cuma itu, kadang Riyu suka nggak tahan juga lihat kebiasan buruk saya, padahal
menurut saya itu masih normal. Yaitu rayuannya si Nona Diskon di Mall. lebih berat mana yaa dibandingkan dengan
senggol bacok? Dan Riyu menjawab, Kalau yang ini lebih parah. Yaiyalah..
soalnya saya masih sering kalap kalau lihat Tas Incaran dari Bulan lalu nongol
dengan Diskon 50% nya. Dan saya sampai tidak bisa tidur karena takut keduluan
orang lain. Dan pernah sampai berantem sama Riyu dan dia bilang “istri yang aku
cari tu bukan kaya gini..” dan saya bisa apa? Dengan cinta di hati, dan jiwa di
Tas? Galaunya seperti ditinggal kekasih menikah. Mungkin seperti itulah
perasaan saya disaat tas Incaran ternyata sudah dipersunting wanita lain.
Arghhhh… sabar!
Kadang
Miss Diskon itu tau diri banget ya menempatkan posisinya. Pas lagi Gajian, pas
juga lagi ke Mall, dia datang memanggil. Naluri Perempuan mana yang berani
menolaknya coba? Apalagi itu Everbest? Yang kualitasnya saya jamin akan tahan
sampai punya cucu. Tapi apa daya, hasrat ingin Menikah lebih besar daripada
hasrat punya Tas baru. Jadi yasudahlah ditinggal..
Dan
tentang sifat buruk lainnya, adalah tentang kesehatan. Saya sering banget
mengelufkan flu dengan Riyu, lagi-lagi Riyu menjadi tempat pengaduan kekesalan
saya, “yang sabar ya sayang”. Hingga Riyu bilang saya ini kurang gizi,
makanannya nggak sehat, nggak pernah olahraga, makanya kalau kena debu sedikit
langsung deh flu. Dalam hati menjawab, memang iya sih. Boro-boro makan buah,
yang dalam pikiran cuma cappuccino dingin
dan Nasi Padang. Hah..
Karena
kebetulah kosan saya dekat banget dengan daerah Thamrin, jadi kan ada Car Free
Day setiap Minggu pagi, jadi saya harus ikutan. Kapan lagi coba lihat jalanan
Thamrin isinya orang semua bukan mobil. Minggu pagi saya harus mau olahraga, ya
walaupun cuma lari-lari kecil saja yang penting keringatnya keluar, dengan
ditemani Riyu tentunya. Jadi semangat deh, sambil lari sambil lihat wajah doi,
jadi seperti ke cas tenaganya. Hihihi..
Sebenarnya
hidup itu tidak seribet masalah-masalah saya diatas. Karena itu hanya
kebanyakan klise belaka saja, bukan masalah berat. Itu hanya kelebayan saya
menanggapi sesuatu. Padahal orang lain dengan masalah yang sama dengan saya,
akan menanggapi biasa-biasa saja. Yang paling penting adalah tetap berpikir
positif, dan jadilah pribadi yang pemaaf, lalu hargailah setiap waktu yang
berlalu menjadi bermanfaat selagi masih muda. Karena awal tahun depan umurmu sudah
27 tahun, Nola.. kamu harus bisa berubah ke yang lebih baik, jangan senang
dengan kehidupan yang seperti ini saja terus menerus, stuck di tempat. Ini
nasehat buat diri saya sendiri dari Malaikat di dalam hati. Lebih baik
menyadarkan diri sendiri kan, daripada disadarin orang lain. Ohiya satu lagi, harapan
di tahun depan semoga dilamar Riyu ya, Aamiin.
Sebelum
menutup tulisan ini karena malam sudah larut dan mata sudah mulai melirik
kasur, sedikit cerita tentang perubahan positif Riyu yang saya rasakan
akhir-akhir ini, adalah ketika dia mulai masuk kedalam dunia saya. Mungkin
inilah cara Riyu mencoba menyadarkan saya, bahwa setiap orang perlu perubahan kecil
untuk orang yang disayanginya, padahal perubahan kecil itu, berdampak besar
bagi saya.
Riyu
diam-diam menonton video offline youtube saya di dalam Hp, yang isinya tentang
Wedding semua. Padahal dia nggak suka lho nonton begituan, katanya ngapain
habis-habisin kuota internet buat download video begini? Tapi kemarin malah
kepergok lagi nonton seru, dia malah menikmati banget lho satu persatu videonya
dengan wajah yang berseri bahagia.