Pages

27 Th

Sabtu, 12 Desember 2015

Dua Puluh Tujuh Tahun.

Di penghujung 2015 ini, pastinya banyak sekali harapan untuk Tahun depan. Karena pada Tahun ini ujian hati tidak berhenti datang bergantian hingga malam ini saat saya menulis di depan laptop buluk kesayangan ini.

“Sebuah keegoisan terkadang menghancurkan pilar yang sudah berdiri kokoh sejak awal” Jiyahhh, omongannya berat banget! Udah ah, minum cappucino dulu biar semangat nulisnya.

Sebenatar lagi usia saya 27 tahun, tidak ada lagi yang namanya anak muda labil yang sebentar ngomong A terus sebentar lagi pindah ke-B. sudahlah Nola, lupakan kelabilan itu, sekarang fokuslah sama apa yang diucapkan. Harus konsisten dengan perkataan, harus pikirin dulu apa yang akan diucapkan, jangan asal nyablak kalau kata orang sini.

“okey, baiklah Nola.. akan saya coba” jawaban dari dalam hati ini, seolah-olah ada dua jiwa di dalam sini. Yang satu  Malaikat, dan satu lagi Setan.

Yang pertama sekali harus dibenahi adalah sifat saya. Riyu bilang saya orangnya pendendam. Kalau lagi kesal sama orang saya sampai bilang “lihat aja nanti..” yang tidak sengaja banget kata-kata itu keluar dari mulut saya. Padahal maksud hati nggak sampai sedendam itu lho, kan orang itu cuma senggol sedikit, nggak sampai jatuh apalagi berdarah. Tapi sumpah serapahnya keluar seperti nggak ada saringannya. “nggak boleh gitu lagi ya Nola” kata Malaikat baik di dalam hati saya”

Kadang, emosi itu memang naik turun dengan sendirinya. Tergantung situasi. Kalau memang lagi senang, ya mau ngapain aja orang-orang di depan saya sampai jungkir balik asal tidak mengganggu, ya dibiarin aja. Tapi kalau lagi moodnya jelek, senggol nggak sengaja dikiiiit aja jadi sinis menatap mereka. Parah kan? “jadilah pribadi yang pemaaf” kalau kata Ibuk, dan jujur itu sulit.

Riyu kadang kewalahan menampung segala sifat buruk saya, semuanya diceritain sampai dia bilang “kamu tuh masalahnya banyak banget, aku cape!!”. Ya, memang saya agak banyak bicara, dan cerewet, sepertinya turunan dari mama. Semua buat saya jadi masalah, kalo mood lagi nggak baik. Sampai si abang jualan jus langganan salah bikinin jus buat saya, ngomelnya sampai tuh jus yang diganti selesai, baru deh selesai juga ngomongnya. Dan setelah berjalan jauh, trus tiba-tiba kasihan lihat si abang jusnya saya omelin.

Bukan cuma itu, kadang Riyu suka nggak tahan juga lihat kebiasan buruk saya, padahal menurut saya itu masih normal. Yaitu rayuannya si Nona Diskon di Mall.  lebih berat mana yaa dibandingkan dengan senggol bacok? Dan Riyu menjawab, Kalau yang ini lebih parah. Yaiyalah.. soalnya saya masih sering kalap kalau lihat Tas Incaran dari Bulan lalu nongol dengan Diskon 50% nya. Dan saya sampai tidak bisa tidur karena takut keduluan orang lain. Dan pernah sampai berantem sama Riyu dan dia bilang “istri yang aku cari tu bukan kaya gini..” dan saya bisa apa? Dengan cinta di hati, dan jiwa di Tas? Galaunya seperti ditinggal kekasih menikah. Mungkin seperti itulah perasaan saya disaat tas Incaran ternyata sudah dipersunting wanita lain. Arghhhh… sabar!

Kadang Miss Diskon itu tau diri banget ya menempatkan posisinya. Pas lagi Gajian, pas juga lagi ke Mall, dia datang memanggil. Naluri Perempuan mana yang berani menolaknya coba? Apalagi itu Everbest? Yang kualitasnya saya jamin akan tahan sampai punya cucu. Tapi apa daya, hasrat ingin Menikah lebih besar daripada hasrat punya Tas baru. Jadi yasudahlah ditinggal..

Dan tentang sifat buruk lainnya, adalah tentang kesehatan. Saya sering banget mengelufkan flu dengan Riyu, lagi-lagi Riyu menjadi tempat pengaduan kekesalan saya, “yang sabar ya sayang”. Hingga Riyu bilang saya ini kurang gizi, makanannya nggak sehat, nggak pernah olahraga, makanya kalau kena debu sedikit langsung deh flu. Dalam hati menjawab, memang iya sih. Boro-boro makan buah, yang dalam pikiran cuma cappuccino dingin dan Nasi Padang. Hah..

Karena kebetulah kosan saya dekat banget dengan daerah Thamrin, jadi kan ada Car Free Day setiap Minggu pagi, jadi saya harus ikutan. Kapan lagi coba lihat jalanan Thamrin isinya orang semua bukan mobil. Minggu pagi saya harus mau olahraga, ya walaupun cuma lari-lari kecil saja yang penting keringatnya keluar, dengan ditemani Riyu tentunya. Jadi semangat deh, sambil lari sambil lihat wajah doi, jadi seperti ke cas tenaganya. Hihihi..

Sebenarnya hidup itu tidak seribet masalah-masalah saya diatas. Karena itu hanya kebanyakan klise belaka saja, bukan masalah berat. Itu hanya kelebayan saya menanggapi sesuatu. Padahal orang lain dengan masalah yang sama dengan saya, akan menanggapi biasa-biasa saja. Yang paling penting adalah tetap berpikir positif, dan jadilah pribadi yang pemaaf, lalu hargailah setiap waktu yang berlalu menjadi bermanfaat selagi masih muda. Karena awal tahun depan umurmu sudah 27 tahun, Nola.. kamu harus bisa berubah ke yang lebih baik, jangan senang dengan kehidupan yang seperti ini saja terus menerus, stuck di tempat. Ini nasehat buat diri saya sendiri dari Malaikat di dalam hati. Lebih baik menyadarkan diri sendiri kan, daripada disadarin orang lain. Ohiya satu lagi, harapan di tahun depan semoga dilamar Riyu ya, Aamiin.

Sebelum menutup tulisan ini karena malam sudah larut dan mata sudah mulai melirik kasur, sedikit cerita tentang perubahan positif Riyu yang saya rasakan akhir-akhir ini, adalah ketika dia mulai masuk kedalam dunia saya. Mungkin inilah cara Riyu mencoba menyadarkan saya, bahwa setiap orang perlu perubahan kecil untuk orang yang disayanginya, padahal perubahan kecil itu, berdampak besar bagi saya.


Riyu diam-diam menonton video offline youtube saya di dalam Hp, yang isinya tentang Wedding semua. Padahal dia nggak suka lho nonton begituan, katanya ngapain habis-habisin kuota internet buat download video begini? Tapi kemarin malah kepergok lagi nonton seru, dia malah menikmati banget lho satu persatu videonya dengan wajah yang berseri bahagia.
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS