Adat Minang.
Katanya
Adat Minang itu ribet? Dan Riyu salah satu orang yang terkena hembusan-hembusan
itu. Dia panik luar biasa ketika ada yang bilang kalau acara Pernikahan Adat
Minang itu banyak banget prosesinya.
“No, tabungan aku nggak banyak
lho.. gimana ya, kalau keluarga besar kamu malah maunya acara gede-gedean gitu
sampai dua harian?” Riyu dilemma.
“dua hari? Lha kok? Kan kemarin
keluarga kita juga udah sepakat buat sehari aja?”
“teman aku bilang gitu, sampai ada
Barabab semalaman? Apa sih Barabab?”
“kamu percaya sama aku aja ya!
Jangan percaya sama yang lain, hoax..
okey!”
“tapi kesepakatan kemarin udah
semuanya kan? Takutnya ada acara tak terduga lagi?
“Riyu pliss deh, percaya nya sama
aku aja ya.. kita Menikah di Mesjid, selametan sebentar, udah.. nggak pake lama
dan apa-apa lagi!” saya mulai ketus menjawabnya, karena Riyu masih penasaran,
dan begitu percaya sama rumor yang beredar.
Kenapa
begitu banyak yang mengira kalau adat Minang itu ribet? Sehingga para anak muda
disini menjadi imbasnya, kebanyakan Jomblo karena takut dilamar sama orang
dengan berbeda Suku. Duh.. sampai segitu nya lho? Kasian kan, Para Pejuang Rantau
yang nggak laku-laku disini.
Nah saya coba
terangin ya, walau nggak komplit. Tapi cukuplah untuk membantu menjawab
pertanyaan dari teman-teman diluar sana yang masih beranggapan kalau Adat
Minang itu Ribet!! Dan katanya mesti punya banyak uang dulu baru bisa Menikah
dengan Orang Minang? Wew?
Yang pertama,
Menikah itu kan Sunnah Rasul, kalau kamu sudah mampu, laksanakanlah. Tapi ada kendala
nih sama Materi, yang katanya harus bayar “isi kamar, biaya dapur, hingga uang penjemputan
segala macam” jawabannya ada pada acara Lamaran.
Pada saat
sesi Lamaran, kamu akan ditanya berupa persyaratan dan kesanggupan, kalau pada
awalnya kamu bilang soal “Materi” yang hanya nggak seberapa, dan keluarga yang
Dilamar menyetujuinya, itu sudah valid.
Tidak akan ada yang namanya “uang tak terduga” lagi ditengah jalan. Karena
Orang Minang itu kuat akan rasa Segannya, mereka akan malu kalau berbeda
omongan dari awal dan di akhir. Percaya deh, semuanya tergantung dari sesi Lamaran.
Nah, ada
juga nih, tentang persyaratan yang tidak disetujui oleh pihak yang Dilamar,
kendala Materi tadi. Itu berarti namanya tidak Jodoh. Carilah Jodoh yang mau
menerima kamu apa-adanya ya, dan juga mau menerima Keluargamu bagaimanapun
keadaanya. Simpel kan? Karena Menikah itu bukan paksaan, dan setiap orang sudah
punya Jodohnya masing-masing. “yang itu belum jodoh, berarti ada jodoh lainnya
yang sedang menanti” (nenangin hati).
Pada
intinya, jangan beranggapan sepelik itu soal Menikah dan Adat. Adat Minang itu
nggak ribet kalau dari awal kamu sudah jujur dengan keadaan kamu yang sebenarnya.
Tapi, akan berbeda jika kamu dari awalnya sudah meninggikan hati dan Derajat
Keluargamu agar diterima oleh Pihak yang Dilamar. Yaa pastilah mereka juga akan
tertantang untuk memberikan syarat yang aneh-aneh. Minta diadakannya Randai,
Barabab, dan Tari Pasambahan segala. Karena menurut mereka Keluargamu merasa mampu
untuk menyanggupinya.
Setiap
Adat Istiadat dari berbagai Suku di Indonesia pasti punya ciri khas nya
masing-masing, tapi pada intinya kan itu tentang kesanggupan dari kedua belah
pihak saja. Jangan beranggapan kalau Menikah itu Mahal. Kalau kantongmu cuma
sanggup buat bayar penghulu di KUA, kenapa enggak. Yang penting kan SAH,
pulang-pulang sudah bawa Istri juga yang SAH. Atau menurut kantongmu cukup
untuk Perayaan Pesta dengan berbagai Acara dan Adatnya, itu lebih baik lagi.
Karena dengan begitu, kamu sudah membuat orang sekampung bangga akan
kesuksesanmu. Simpel kan?
Dan pliss,
jangan buat Para Pejuang Rantau disini yang nggak laku semakin banyak gara-gara
Rumor yang semakin lama semakin menyebar ya.
Untukmu Terimakasih.
Katanya
sih wajar kalau jatuh cinta lagi sama pacar setelah dilamar, seperti puber
keduanya Bapak-bapak empat puluh tahunan kali ya. Lucu memang, agak aneh juga
kadang-kadang. Tapi yang saya rasakan setelah Lamaran kemarin memang seperti
itu, ucapan demi ucapan saya kepada Riyu itu menjadi berbeda, lebih halus tutur
katanya, awawaw..
Setelah
tanggal istimewa di tetapkan, perasaan saya memang menjadi bertambah banyak
dengan Riyu. Kalau diibaratkan perasaan saya ini, seperti saat membeli sebuah
Tas di toko Branded yang sudah dari dulu diincar, dan akhirnya kesampaian beli
juga. Karena niat yang kesampaian tadi, jadi perasaannya sudah tenang dan
senang. Ya, kurang lebih seperti itulah gambaran perasaan saya saat ini. Membayangkan
sesuatu yang sudah dari dulu diinginkan akhirnya dapat juga. Sudah tidak takut
lagi keduluan sama orang lain. Tapi, eits eitssss.. itu hanya perumpamaannya
saja, bukan Subjek yang sedang dibicarakan, karena pacar saya itu orang bukan
barang, dan sangat istimewa. Ketawa geli bacanya, iya-in aja dulu.
Cerita
saya di minggu pertama setelah tanggal Istimewa itu adalah ketika Riyu menelepon
saya malam hari. Seperti biasa Riyu akan menanyakan saya sudah makan atau
belum, karena dia tau saya paling malas makan malam karena takut gemuk.
“No, udah makan belum?”
“udah dong..”
“makan jam berapa?”
“hihi.. jam 5 sih tadi pas pulang
kerja!”
“jam 5 itu makan sore, bukan makan
malam No?”
“iya Ri, ini bentar lagi mau keluar
beli pecel!”
“beneran???”
“iya siapp…”
“bener ya No, aku mau kamu fotoin
pas lagi makan, aku tungguin!”
Riyu
memang selalu bawel untuk urusan kesehatan, apalagi soal makan malam. Karena
kenyataannya dulu saya sering berdebat dengannya hanya karena persoalan saya
tidak mau makan malam. Tapi sekarang, karena keadaannya sudah berbeda, saya
adalah Calon Istrinya (ihiii.. calon istri) jadi harus membiasakan diri
menuruti semua perkataannya, walaupun harus merubah kebiasaan saya sekalipun.
Padahal
dulu semenjak masa pacaran, kalau Riyu nelpon jawabannya hanya sekenanya saja.
Belumlah, yasudahlah, nanti sajalah, besok sajalah, dan lain-lainnya. Tapi
sekarang, naruninya sudah berbeda, jawab “iya” saja terus dengan Riyu. Ahh…
Jatuh Cinta lagi.
Apakah
mungkin yang saya rasakan dan lakukan ini sama seperti pasangan lainnya diluar
sana yang setelah dilamar? Atau jangan-jangan hanya saya saja yang berlebihan.
Jika memang begitu, saya harap maklum, karena Dilamar dan Menikah itu adalah salah
satu cita-cita saya dari dulu. Sekarang sudah kesampaian Dilamarnya, tinggal
menunggu Menikahnya saja, makanya mungkin karena takut kehilangan, jadilah saya
dengan sifat penurutnya saat ini. Ini hanya buat kamu lho Ri..
“untkmu terimakasih, sudah mau
memilihku untuk menjadi pendampingmu kelak, aku tidak tau bagaimana caranya
meneymbunyikan perasaan bahagia ini, kamu laki-laki yang selalu aku pikirkan
disaat aku bangun tidur, sekarang menjadi pelabuhan cinta terakhirku, aku tidak
memilihmu, tapi cinta kitalah yang memilih kita untuk menyatu, aku tidak hanya
beruntung, karena aku sadar akan sifat egoisku, tapi aku bangga kamu bisa
menyempurnakanku, dengan pelan-pelan mengubahku menjadi lebih baik, dan semoga
akan terus begitu sampai nanti, sampai kita tua nanti, kamu tidak pernah lelah
merubahku menjadi lebih baik. Ya, sekali lagi untukmu, aku ucapkan terimakasih.
Secarik
coretan hati untukmu, semoga kamu baca ya.. (malu-malu kucing sambil tutup
wajah dengan tangan).
“Perkenalkan Ini Calon Saya..”
Ada
perasaan yang berbeda ketika di sebut “Calon” oleh si Calon sendiri saat mengenalkan
saya kepada teman-temannya. Bangga, senang, tenang, malu, bahagia, deg-deg-an,
dan semua campur aduk menjadi satu seperti gado-gado. Memang benar yaa luar
biasa sebuah hati ketika sudah tertambat, dan tertambatnya pada laki-laki yang
Insya Allah sebentar lagi akan menjadi Imam kita, wahh saya makin Jatuh Cinta
nih sepertinya. Uhuyyy...
Minggu
malam jadwalnya Riyu futsal. Biasanya Riyu nggak akan ngebolehin saya ikut
nemenin karena pulangnya yang sudah larut malam, dan besoknya kerja. Tapi hari
ini dengan santainya dia bilang, “nanti malam temenin aku ya No..” dan saya
langsung berseri-seri jawabnya “Ok!”
Ini
tuh pertama kali kesini. Lapangan futsalnya lumayan gede, dan semuanya penuh
dengan cowok-cowok keringat dengan baju futsal tanpa lengan. Pemandangan yang
lumayanlah.. jadi buat otak refresh, daripada sibuk Instagram-an di kamar Kos,
mending lihat cowok-cowok yang Postif ini, yang lebih memilih Minggu Malamnya
dengan Olahraga, daripada ngopi-ngopi di Kedai Kopi.
Saya
duduk sendirian disini nungguin Riyu selesai olahraga. Saya jadi tukang jagain
tas, dan ngasih botol minuman ke dia. Sesekali lihat Riyu main futsal seru juga,
tapi yang bikin nggak seru tuh selama 2 jam lebih dianggurin dari balik
lapangan dan cuma di monyong-monyongin bibir dari jauh, katanya sih itu kecup
jauh. Argh.. dipikirnya saya luluh kali ya! Tapi nggak apa-apalah, walau bete
sedikit, saya jadi tau kegiatan Riyu setiap Minggu malam ternyata positif juga.
Dan sepertinya ini jadi malam pertama dan malam terakhir nemenin Riyu futsal.
Jam
10 malam kurang 5 menit, akhirnya Riyu selesai juga mainnya. Riyu menghampiri
saya dengan dua orang temannya.
“kenalin ini Calon gue, Nola” Riyu
langsung menunjuk kearah saya kepada dua temannya.
“iyaa, udah liat gue di Pic Foto Wa
lu, hai..” sambut temannya yang agak gendut.
“oooo… iya..iya.. btw selamat ya,
sukses persiapannya!” kata teman Riyu satunya lagi.
“iya, makasih..” dan seperti biasa,
berikan senyum termanis!
Luluh
sudah dua jam bete nungguin Riyu selesai futsal dengan sekalimat kata yang
membuat saya hampir nggak sadarkan diri karena ketinggian melonjaknya, “Calon”.
Hari
demi hari banyak sekali kesenangan-kesenangan yang terjadi dari cerita persiapan
pernikahan kami.Walau seringkali ada kerikil kecil yang tiba-tiba datang, tapi
itu seru kok di jalanin bersama si Calon ini. Salah satunya cerita Mama saya, atau
si Camer nya si Calon yang riwehhh banget soal souvenir, seragam, foto, sama
undangan. Mama wajib nelpon dua kali seminggu cuma buat memastikan semuanya sudah
benar apa belum. Memang bikin lelah hati tuh Ibu-ibu satu, tapi saya dan Riyu jadi
belajar banyak menghadapi Orang Tua dan Mertua. Lebih banyak sabarnya. Karena
Menikah itu, ternyata bukan hanya menyatukan saya dan Riyu saja, tetapi juga
menyatukan dua Keluarga. Yaa, begitulah kenyataannya. Kenyataan yang banyak
jadi problema bagi pasangan yang akan Menikah. Berdebat sama Orang Tuanya. Intinya
banyak-banyaklah sabar. Iyaa… banyak sabar!
Persiapan
pernikahan itu tidak akan ada habisnya. Ada lagi yang lupa, ada lagi yang
ketinggalan. Itu sudah rahasia umum kata si Artikel-artikel di Google. Tapi
kalo semuanya diikutin habislah sudah saya dan ATM saya ini, lalu setelah
Menikah saya dan si Calon cuma bisa bengong sambil liatin meja makan yang
isinya foto-foto nikah semua, bukan makanan. Kan nggak lucu..malu sama berit
cekikikan.
Katanya
sudah mulai dewasa tahapannya kalau menuju ke jenjang itu. Jadi harus lebih
selektif membelanjakan uang di tabungan. Udah nggak bisa lagi sembarangan beli
ini dan itu, hang-out sana-sini, minumnya air mineral aja, nanti dulu yang
berwarna-warna, dan bedaknya sementara beli yang kecil dulu yaa.. ouhhhh sakit
rasanya kaya kejedot. Tapi, demi menjadi Ratu sehari di Pelaminan itu, saya
rela nggak ngeMall beberapa Minggu ini.
No, jalan yuk..
Lagi males..
Gue ada Voucher nonton!
Enggak..
Tumben?
Lagi males, titik..
Pesan
Whatsapp dari teman kantor, langsung dipatahin aja, daripada di rayu-rayu nggak
jelas, yang ujung-ujungnya nanti saya jadi mau ikut nonton karena tergiur sama Vouchernya! Emangnya nonton nggak pake
minuman? Nggak pake Popcorn? Ujung-ujungnya saya kalap sama makanannya!! kan
duitnya lumayan buat nyicil baju seragam.
No,
temenin gue beli lipstick dong..
Lagi
nggak enak badan
Hah?
Lu sakit?
Iya
Yaudah,
cepat sembuh ya..
Jawaban
whatsapp dari teman mending langsung dibilang sakit aja, biar nggak ada alasan
lagi buat rayu-rayu. Nemenin beli lipstick, ujung-ujungnya saya yang belanja
banyak. Ah sudahlah, ingat aja tabungan di ATM yang udah ngeness.
No,
lu pesan minum apa?
Air
mineral aja!
Tumben
nggak cappuccino?
Lagi
sakit tenggorokan..
Kalau
lagi istirahat makan siang, sebisa mungkin makan yang banyak, dan minumlah
minuman yang sehat, yaitu air putih. Lupakan kebiasaan buruk minum cappucino, karena akan bikin
tenggorokkan sakit. Padahal nggak cuma tenggorokkan yang sakit, kantong pun
ikutan sakit kalau tiap hari minumnya begituan. Padahal Cappucino itu kan
minuman kesukaan saya bnaget!! Sedih..
Satu bulan berlalu dengan jerih payah menahan diri dari kebiasaan buruk, demi hari Istimewa itu. Sekarang sudah masuk bulan ke 2, yaitu berarti tinggal beberapa bulan ke depan lagi. Untuk persiapannya saya sudah mulai menyicilnya dari yang kecil-kecil terlebih dulu. Dengan di temani si Calon kesana-kemari, panas terik jadi adem dan hujan badai jadi Romantis. Namanya juga lagi Jatuh Cinta yang kedua, jadi dimaklumin aja ya.
Proses
ini akan menjadi pembelajaran yang berharga sekali buat kami, dan pembelajaran
itu nanti akan di Estafet kepada teman-teman lainnya yang juga akan Menikah
seperti kami. Ribetnya memang kebangetan, hari H nya saja yang masih lama, saya
sempat drop minggu kemarin, apalagi
kalo hari H nya sudah tinggal beberapa hari lagi?
Saya
sempat stress memikirkannya, sampai-sampai apa yang dimakan keluar lagi. Yaa
gitu deh kalo kebanyakan mikir, lambung mulai ngambek karena nggak di
perhatiin. Makan dan muntah hampir setiap hari. Lemas..
“Hallo
para Calon Pengantin di luar sana, mungkin ceritanya hampir sama dengan cerita
saya di atas. Marilah kita sama-sama berdo’a agar di mudahkan segala urusan
oleh NYA, di jauhkan dari kolektor-kolektor karena tidak sadar pake Kartu Kredit
yang sudah over limit, atau tawaran
temen ternyata rentenir yang ngejar-ngejar kita sama bunga pinjamannya, atau
tergiur selebaran butuh dana tunai one
day service, ouhhh jauhkan-jauhkan. Menikahlah seada dan sesanggupnya, yang
penting pokoknya sudah dilaksanakan, yang Sunahnya kalo ada rejeki nggak
apa-apa, tapi kalau nggak ada jangan dipaksa ada”. Ini bekal dari Atasan saya
sore tadi, saat saya curhat tentang persiapan Pernikahan yang ribet.Sangat bermanfaat
banget pak, terimakasih.