Pages

Adat Minang

Sabtu, 12 Maret 2016



Adat Minang.

Katanya Adat Minang itu ribet? Dan Riyu salah satu orang yang terkena hembusan-hembusan itu. Dia panik luar biasa ketika ada yang bilang kalau acara Pernikahan Adat Minang itu banyak banget prosesinya.

“No, tabungan aku nggak banyak lho.. gimana ya, kalau keluarga besar kamu malah maunya acara gede-gedean gitu sampai dua harian?” Riyu dilemma.
“dua hari? Lha kok? Kan kemarin keluarga kita juga udah sepakat buat sehari aja?”
“teman aku bilang gitu, sampai ada Barabab semalaman? Apa sih Barabab?”
“kamu percaya sama aku aja ya! Jangan percaya sama yang lain, hoax.. okey!”
“tapi kesepakatan kemarin udah semuanya kan? Takutnya ada acara tak terduga lagi?
“Riyu pliss deh, percaya nya sama aku aja ya.. kita Menikah di Mesjid, selametan sebentar, udah.. nggak pake lama dan apa-apa lagi!” saya mulai ketus menjawabnya, karena Riyu masih penasaran, dan begitu percaya sama rumor yang beredar.

Kenapa begitu banyak yang mengira kalau adat Minang itu ribet? Sehingga para anak muda disini menjadi imbasnya, kebanyakan Jomblo karena takut dilamar sama orang dengan berbeda Suku. Duh.. sampai segitu nya lho? Kasian kan, Para Pejuang Rantau yang nggak laku-laku disini.

Nah saya coba terangin ya, walau nggak komplit. Tapi cukuplah untuk membantu menjawab pertanyaan dari teman-teman diluar sana yang masih beranggapan kalau Adat Minang itu Ribet!! Dan katanya mesti punya banyak uang dulu baru bisa Menikah dengan Orang Minang? Wew?

Yang pertama, Menikah itu kan Sunnah Rasul, kalau kamu sudah mampu, laksanakanlah. Tapi ada kendala nih sama Materi, yang katanya harus bayar “isi kamar, biaya dapur, hingga uang penjemputan segala macam” jawabannya ada pada acara Lamaran.

Pada saat sesi Lamaran, kamu akan ditanya berupa persyaratan dan kesanggupan, kalau pada awalnya kamu bilang soal “Materi” yang hanya nggak seberapa, dan keluarga yang Dilamar menyetujuinya, itu sudah valid. Tidak akan ada yang namanya “uang tak terduga” lagi ditengah jalan. Karena Orang Minang itu kuat akan rasa Segannya, mereka akan malu kalau berbeda omongan dari awal dan di akhir. Percaya deh, semuanya tergantung dari sesi Lamaran.

Nah, ada juga nih, tentang persyaratan yang tidak disetujui oleh pihak yang Dilamar, kendala Materi tadi. Itu berarti namanya tidak Jodoh. Carilah Jodoh yang mau menerima kamu apa-adanya ya, dan juga mau menerima Keluargamu bagaimanapun keadaanya. Simpel kan? Karena Menikah itu bukan paksaan, dan setiap orang sudah punya Jodohnya masing-masing. “yang itu belum jodoh, berarti ada jodoh lainnya yang sedang menanti” (nenangin hati).

Pada intinya, jangan beranggapan sepelik itu soal Menikah dan Adat. Adat Minang itu nggak ribet kalau dari awal kamu sudah jujur dengan keadaan kamu yang sebenarnya. Tapi, akan berbeda jika kamu dari awalnya sudah meninggikan hati dan Derajat Keluargamu agar diterima oleh Pihak yang Dilamar. Yaa pastilah mereka juga akan tertantang untuk memberikan syarat yang aneh-aneh. Minta diadakannya Randai, Barabab, dan Tari Pasambahan segala. Karena menurut mereka Keluargamu merasa mampu untuk menyanggupinya.

Setiap Adat Istiadat dari berbagai Suku di Indonesia pasti punya ciri khas nya masing-masing, tapi pada intinya kan itu tentang kesanggupan dari kedua belah pihak saja. Jangan beranggapan kalau Menikah itu Mahal. Kalau kantongmu cuma sanggup buat bayar penghulu di KUA, kenapa enggak. Yang penting kan SAH, pulang-pulang sudah bawa Istri juga yang SAH. Atau menurut kantongmu cukup untuk Perayaan Pesta dengan berbagai Acara dan Adatnya, itu lebih baik lagi. Karena dengan begitu, kamu sudah membuat orang sekampung bangga akan kesuksesanmu. Simpel kan?

Dan pliss, jangan buat Para Pejuang Rantau disini yang nggak laku semakin banyak gara-gara Rumor yang semakin lama semakin menyebar ya.

  
Untukmu Terimakasih.

Katanya sih wajar kalau jatuh cinta lagi sama pacar setelah dilamar, seperti puber keduanya Bapak-bapak empat puluh tahunan  kali ya. Lucu memang, agak aneh juga kadang-kadang. Tapi yang saya rasakan setelah Lamaran kemarin memang seperti itu, ucapan demi ucapan saya kepada Riyu itu menjadi berbeda, lebih halus tutur katanya, awawaw..

Setelah tanggal istimewa di tetapkan, perasaan saya memang menjadi bertambah banyak dengan Riyu. Kalau diibaratkan perasaan saya ini, seperti saat membeli sebuah Tas di toko Branded yang sudah dari dulu diincar, dan akhirnya kesampaian beli juga. Karena niat yang kesampaian tadi, jadi perasaannya sudah tenang dan senang. Ya, kurang lebih seperti itulah gambaran perasaan saya saat ini. Membayangkan sesuatu yang sudah dari dulu diinginkan akhirnya dapat juga. Sudah tidak takut lagi keduluan sama orang lain. Tapi, eits eitssss.. itu hanya perumpamaannya saja, bukan Subjek yang sedang dibicarakan, karena pacar saya itu orang bukan barang, dan sangat istimewa. Ketawa geli bacanya, iya-in aja dulu.

Cerita saya di minggu pertama setelah tanggal Istimewa itu adalah ketika Riyu menelepon saya malam hari. Seperti biasa Riyu akan menanyakan saya sudah makan atau belum, karena dia tau saya paling malas makan malam karena takut gemuk.

            “No, udah makan belum?”
            “udah dong..”
            “makan jam berapa?”
            “hihi.. jam 5 sih tadi pas pulang kerja!”
            “jam 5 itu makan sore, bukan makan malam No?”
            “iya Ri, ini bentar lagi mau keluar beli pecel!”
            “beneran???”
            “iya siapp…”
            “bener ya No, aku mau kamu fotoin pas lagi makan, aku tungguin!”

Riyu memang selalu bawel untuk urusan kesehatan, apalagi soal makan malam. Karena kenyataannya dulu saya sering berdebat dengannya hanya karena persoalan saya tidak mau makan malam. Tapi sekarang, karena keadaannya sudah berbeda, saya adalah Calon Istrinya (ihiii.. calon istri) jadi harus membiasakan diri menuruti semua perkataannya, walaupun harus merubah kebiasaan saya sekalipun.

Padahal dulu semenjak masa pacaran, kalau Riyu nelpon jawabannya hanya sekenanya saja. Belumlah, yasudahlah, nanti sajalah, besok sajalah, dan lain-lainnya. Tapi sekarang, naruninya sudah berbeda, jawab “iya” saja terus dengan Riyu. Ahh… Jatuh Cinta lagi.

Apakah mungkin yang saya rasakan dan lakukan ini sama seperti pasangan lainnya diluar sana yang setelah dilamar? Atau jangan-jangan hanya saya saja yang berlebihan. Jika memang begitu, saya harap maklum, karena Dilamar dan Menikah itu adalah salah satu cita-cita saya dari dulu. Sekarang sudah kesampaian Dilamarnya, tinggal menunggu Menikahnya saja, makanya mungkin karena takut kehilangan, jadilah saya dengan sifat penurutnya saat ini. Ini hanya buat kamu lho Ri.. 

“untkmu terimakasih, sudah mau memilihku untuk menjadi pendampingmu kelak, aku tidak tau bagaimana caranya meneymbunyikan perasaan bahagia ini, kamu laki-laki yang selalu aku pikirkan disaat aku bangun tidur, sekarang menjadi pelabuhan cinta terakhirku, aku tidak memilihmu, tapi cinta kitalah yang memilih kita untuk menyatu, aku tidak hanya beruntung, karena aku sadar akan sifat egoisku, tapi aku bangga kamu bisa menyempurnakanku, dengan pelan-pelan mengubahku menjadi lebih baik, dan semoga akan terus begitu sampai nanti, sampai kita tua nanti, kamu tidak pernah lelah merubahku menjadi lebih baik. Ya, sekali lagi untukmu, aku ucapkan terimakasih.

Secarik coretan hati untukmu, semoga kamu baca ya.. (malu-malu kucing sambil tutup wajah dengan tangan).


“Perkenalkan Ini Calon Saya..”

Ada perasaan yang berbeda ketika di sebut “Calon” oleh si Calon sendiri saat mengenalkan saya kepada teman-temannya. Bangga, senang, tenang, malu, bahagia, deg-deg-an, dan semua campur aduk menjadi satu seperti gado-gado. Memang benar yaa luar biasa sebuah hati ketika sudah tertambat, dan tertambatnya pada laki-laki yang Insya Allah sebentar lagi akan menjadi Imam kita, wahh saya makin Jatuh Cinta nih sepertinya. Uhuyyy...

Minggu malam jadwalnya Riyu futsal. Biasanya Riyu nggak akan ngebolehin saya ikut nemenin karena pulangnya yang sudah larut malam, dan besoknya kerja. Tapi hari ini dengan santainya dia bilang, “nanti malam temenin aku ya No..” dan saya langsung berseri-seri jawabnya “Ok!”

Ini tuh pertama kali kesini. Lapangan futsalnya lumayan gede, dan semuanya penuh dengan cowok-cowok keringat dengan baju futsal tanpa lengan. Pemandangan yang lumayanlah.. jadi buat otak refresh, daripada sibuk Instagram-an di kamar Kos, mending lihat cowok-cowok yang Postif ini, yang lebih memilih Minggu Malamnya dengan Olahraga, daripada ngopi-ngopi di Kedai Kopi.

Saya duduk sendirian disini nungguin Riyu selesai olahraga. Saya jadi tukang jagain tas, dan ngasih botol minuman ke dia. Sesekali lihat Riyu main futsal seru juga, tapi yang bikin nggak seru tuh selama 2 jam lebih dianggurin dari balik lapangan dan cuma di monyong-monyongin bibir dari jauh, katanya sih itu kecup jauh. Argh.. dipikirnya saya luluh kali ya! Tapi nggak apa-apalah, walau bete sedikit, saya jadi tau kegiatan Riyu setiap Minggu malam ternyata positif juga. Dan sepertinya ini jadi malam pertama dan malam terakhir nemenin Riyu futsal.

Jam 10 malam kurang 5 menit, akhirnya Riyu selesai juga mainnya. Riyu menghampiri saya dengan dua orang temannya.

“kenalin ini Calon gue, Nola” Riyu langsung menunjuk kearah saya kepada dua temannya.
            “iyaa, udah liat gue di Pic Foto Wa lu, hai..” sambut temannya yang agak gendut.
“oooo… iya..iya.. btw selamat ya, sukses persiapannya!” kata teman Riyu satunya lagi.
“iya, makasih..” dan seperti biasa, berikan senyum termanis!

Luluh sudah dua jam bete nungguin Riyu selesai futsal dengan sekalimat kata yang membuat saya hampir nggak sadarkan diri karena ketinggian melonjaknya, “Calon”.

Hari demi hari banyak sekali kesenangan-kesenangan yang terjadi dari cerita persiapan pernikahan kami.Walau seringkali ada kerikil kecil yang tiba-tiba datang, tapi itu seru kok di jalanin bersama si Calon ini. Salah satunya cerita Mama saya, atau si Camer nya si Calon yang riwehhh banget soal souvenir, seragam, foto, sama undangan. Mama wajib nelpon dua kali seminggu cuma buat memastikan semuanya sudah benar apa belum. Memang bikin lelah hati tuh Ibu-ibu satu, tapi saya dan Riyu jadi belajar banyak menghadapi Orang Tua dan Mertua. Lebih banyak sabarnya. Karena Menikah itu, ternyata bukan hanya menyatukan saya dan Riyu saja, tetapi juga menyatukan dua Keluarga. Yaa, begitulah kenyataannya. Kenyataan yang banyak jadi problema bagi pasangan yang akan Menikah. Berdebat sama Orang Tuanya. Intinya banyak-banyaklah sabar. Iyaa… banyak sabar!

Persiapan pernikahan itu tidak akan ada habisnya. Ada lagi yang lupa, ada lagi yang ketinggalan. Itu sudah rahasia umum kata si Artikel-artikel di Google. Tapi kalo semuanya diikutin habislah sudah saya dan ATM saya ini, lalu setelah Menikah saya dan si Calon cuma bisa bengong sambil liatin meja makan yang isinya foto-foto nikah semua, bukan makanan. Kan nggak lucu..malu sama berit cekikikan.

Katanya sudah mulai dewasa tahapannya kalau menuju ke jenjang itu. Jadi harus lebih selektif membelanjakan uang di tabungan. Udah nggak bisa lagi sembarangan beli ini dan itu, hang-out sana-sini, minumnya air mineral aja, nanti dulu yang berwarna-warna, dan bedaknya sementara beli yang kecil dulu yaa.. ouhhhh sakit rasanya kaya kejedot. Tapi, demi menjadi Ratu sehari di Pelaminan itu, saya rela nggak ngeMall beberapa Minggu ini.

No, jalan yuk..
Lagi males..
Gue ada Voucher nonton!
Enggak..
Tumben?
Lagi males, titik..


Pesan Whatsapp dari teman kantor, langsung dipatahin aja, daripada di rayu-rayu nggak jelas, yang ujung-ujungnya nanti saya jadi mau ikut nonton karena tergiur sama Vouchernya! Emangnya nonton nggak pake minuman? Nggak pake Popcorn? Ujung-ujungnya saya kalap sama makanannya!! kan duitnya lumayan buat nyicil baju seragam.

No, temenin gue beli lipstick dong..
Lagi nggak enak badan
Hah? Lu sakit?
Iya
Yaudah, cepat sembuh ya..


Jawaban whatsapp dari teman mending langsung dibilang sakit aja, biar nggak ada alasan lagi buat rayu-rayu. Nemenin beli lipstick, ujung-ujungnya saya yang belanja banyak. Ah sudahlah, ingat aja tabungan di ATM yang udah ngeness.

No, lu pesan minum apa?
Air mineral aja!
Tumben nggak cappuccino?
Lagi sakit tenggorokan..

Kalau lagi istirahat makan siang, sebisa mungkin makan yang banyak, dan minumlah minuman yang sehat, yaitu air putih. Lupakan kebiasaan buruk minum cappucino, karena akan bikin tenggorokkan sakit. Padahal nggak cuma tenggorokkan yang sakit, kantong pun ikutan sakit kalau tiap hari minumnya begituan. Padahal Cappucino itu kan minuman kesukaan saya bnaget!! Sedih..

Satu bulan berlalu dengan jerih payah menahan diri dari kebiasaan buruk, demi hari Istimewa itu. Sekarang sudah masuk bulan ke 2, yaitu berarti tinggal beberapa bulan ke depan lagi. Untuk persiapannya saya sudah mulai menyicilnya dari yang kecil-kecil terlebih dulu. Dengan di temani si Calon kesana-kemari, panas terik jadi adem dan hujan badai jadi Romantis. Namanya juga lagi Jatuh Cinta yang kedua, jadi dimaklumin aja ya.

Proses ini akan menjadi pembelajaran yang berharga sekali buat kami, dan pembelajaran itu nanti akan di Estafet kepada teman-teman lainnya yang juga akan Menikah seperti kami. Ribetnya memang kebangetan, hari H nya saja yang masih lama, saya sempat drop minggu kemarin, apalagi kalo hari H nya sudah tinggal beberapa hari lagi?

Saya sempat stress memikirkannya, sampai-sampai apa yang dimakan keluar lagi. Yaa gitu deh kalo kebanyakan mikir, lambung mulai ngambek karena nggak di perhatiin. Makan dan muntah hampir setiap hari. Lemas..


“Hallo para Calon Pengantin di luar sana, mungkin ceritanya hampir sama dengan cerita saya di atas. Marilah kita sama-sama berdo’a agar di mudahkan segala urusan oleh NYA, di jauhkan dari kolektor-kolektor karena tidak sadar pake Kartu Kredit yang sudah over limit, atau tawaran temen ternyata rentenir yang ngejar-ngejar kita sama bunga pinjamannya, atau tergiur selebaran butuh dana tunai one day service, ouhhh jauhkan-jauhkan. Menikahlah seada dan sesanggupnya, yang penting pokoknya sudah dilaksanakan, yang Sunahnya kalo ada rejeki nggak apa-apa, tapi kalau nggak ada jangan dipaksa ada”. Ini bekal dari Atasan saya sore tadi, saat saya curhat tentang persiapan Pernikahan yang ribet.Sangat bermanfaat banget pak, terimakasih.
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS