Saya
sudah jadi Istri Alhamdulillah, kok rasanya sama aja ya, kata-kata single dan
istri itu? Yaiyalah, itukan cuma label, cuma status, yang sebenarnya itu adalah
bagaimana kamu menjalankannya dengan pasanganmu. Terlebih bagaimana kamu
menjalankan status barumu menjadi seorang istri? Apakah sudah benar?
Minggu
pertama menjabat menjadi seorang istri itu cuma ada bahagia saja sepanjang
hari. Pagi-pagi bangun dengan senyuman, yaiyalah gulingnya sekarang sudah
double, disebelah kiri guling beneran, disebelah kanan gulingnya suami, ihiii…
Minggu
kedua menjadi istri, sudah mulai ada hawa-hawa ribet. Yaa, namanya juga pertama
kali. Dulu sebelum menikah, bangun seenaknya, sarapan seingatnya. Tapi sekarang
harus bangun lebih pagi dari suami, siapin sarapan. Telat bangun dikiiiit aja,
kamu krasak krusuk sendiri di dapur serba buru-buru. Jadi pagimu kini
tergantung dengan bunyi alarm. Oughh…
Bulan
kedua menjadi istri sudah hapal harga cabai, bawang, dan sayuran. Baju sudah bau
asap, dan senangnya pakai daster, sibuk cari-cari resep masakan di internet,
telpan-telpon mama dan mama mertua buat tanya-tanya cara bikin ini gimana dan cara
masak itu gimana. Yap-yap.. semuanya berhubungan dengan masakan dan makanan apa
hari ini. Kebetulan si suami doyan ngemil, mulut nggak bisa diem, jadi si
istrilah yang harus cari akal bagaimana menyenangkan suami dengan
masakan-masakan enak namun tetap sehat. Ingat kolesterolll..
Saya
nggak tau bulan berikutnya akan ada cerita apa lagi yang menarik tentang
menjadi istri, yang jelas saat ini saya menikmati banget dengan peran saya di
dapur. Seperti menemukan dunia lain kalau sudah berkutat dengan minyak goreng,
panci, dan pisau, keseruan menakari bumbu-bumbu masak menjadi pass di lidah,
dan cari-cari ide mau masak apa saat di kulkas cuma ada telor, dan si suami
bentar lagi pulang.
Oke,
inilah Nola yang sekarang. Dengan status baru ini, saya berharap dapat
melakukan kewajiban saya dengan baik, dan tentunya disayang suami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar