Pages

Suntik Tetanus

Selasa, 23 Agustus 2016



Pro dan kontra saat akan memasuski minggu-minggu pra menikah adalah ajakan untuk suntik tetanus. Ada yang bilang harus, dan ada juga yang bilang nggak perlu. Nah, saya jadi bingung deh mengikuti kata-kata siapa, yang jelas di Agama tidak mewajibkan seperti itu, dan orang tua pun nggak berkoar menyuruh melakukan hal itu.

Suatu hari saat berkumpul bersama para tante-tante untuk membagikan undangan pernikahan kami, si tante 1 berkata “dulu tante sebelum nikah, disuruh suntik tetanus. Nggak ngerti apa-apa tentang tetanus.. karena takut yaudah langsung ke dokter.” Si tante 2 juga berkata “yaa harus, kan kita nggak tau di dalam tubuh kita ada virus apa, untuk pencegahan nantinya.”. dan tante 3 mengklarifikasi “iya itu dulu, nah sekarang bedanya vaksin yang beredar itu palsu atau enggak? pada liat berita nggak sih?” dan saya hanya seperti penonton sepak bola yang mengikuti arah lemparan bola kesana-kemari saat itu, karena obrolan 3 tante tersebut ternyata berlanjut menjadi lebih seru dan menegangkan.

Di hari lain saat berkumpul bersama teman-teman si calon yang juga untuk membagikan undangan. Kami membahas tentang suntik tetanus, tapi pembicaraan mereka lebih realistis. Tentang vaksin yang beredar sekarang tidak jelas asli apa palsunya, karena berhubung berita vaksin palsu pun sudah mulai manakutkan masyarakat, dan meresahkan warga, saya pun mendengarkannya menjadi resah luar biasa. Dan hasilnya saya dan si calon pun memutuskan untuk tidak ikut suntik tetanus.

Yapp, kembali lagi kepada urusan “Persiapan Pernikahan”, semua list sudah mulai dicoret alias sudah selesai, tinggal menunggu hari H yang belum terasa deg-degan. Jadi was-was deh, kok belum terasa dag-dig-dugnya ya? Jangan-jangan dag-dig-dugnya saat malam pertama, eh??

Rutinitas kami (saya, si calon, calon mertua, dan orang tua) menjelang hari H ada-ada aja, ada yang lagi puasa senin-kamis, ada yang lagi perawatan, ada yang lagi diet, ada yang lagi was-was pesawat delay saat berangkat, ada yang lagi rempong telpan-telpon dan smsan tanya ini-itu udah selesai apa blom, ada yang lagi sibuk nyari tambahan duit sampe lembur jam 10 malam, dan ada pula yang lagi sibuk browsing tentang masa suburnya wanita. Hoalah, seru sekali menunggu dan menghitung hari menuju hari H ini, semoga dilancarkan semuanya ya Allah, dilindungi, dan diberkahi, aamiin ya Rabb.

Nggak sabaran pengen nulis cerita berikutnya tentang “Malam Pertama” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS