Pro dan kontra saat
akan memasuski minggu-minggu pra menikah adalah ajakan untuk suntik tetanus.
Ada yang bilang harus, dan ada juga yang bilang nggak perlu. Nah, saya jadi bingung
deh mengikuti kata-kata siapa, yang jelas di Agama tidak mewajibkan seperti
itu, dan orang tua pun nggak berkoar menyuruh melakukan hal itu.
Suatu hari saat
berkumpul bersama para tante-tante untuk membagikan undangan pernikahan kami,
si tante 1 berkata “dulu tante sebelum nikah, disuruh suntik tetanus. Nggak
ngerti apa-apa tentang tetanus.. karena takut yaudah langsung ke dokter.” Si
tante 2 juga berkata “yaa harus, kan kita nggak tau di dalam tubuh kita ada
virus apa, untuk pencegahan nantinya.”. dan tante 3 mengklarifikasi “iya itu
dulu, nah sekarang bedanya vaksin yang beredar itu palsu atau enggak? pada liat
berita nggak sih?” dan saya hanya seperti penonton sepak bola yang mengikuti
arah lemparan bola kesana-kemari saat itu, karena obrolan 3 tante tersebut
ternyata berlanjut menjadi lebih seru dan menegangkan.
Di hari lain saat
berkumpul bersama teman-teman si calon yang juga untuk membagikan undangan.
Kami membahas tentang suntik tetanus, tapi pembicaraan mereka lebih realistis.
Tentang vaksin yang beredar sekarang tidak jelas asli apa palsunya, karena
berhubung berita vaksin palsu pun sudah mulai manakutkan masyarakat, dan
meresahkan warga, saya pun mendengarkannya menjadi resah luar biasa. Dan
hasilnya saya dan si calon pun memutuskan untuk tidak ikut suntik tetanus.
Yapp, kembali lagi
kepada urusan “Persiapan Pernikahan”, semua list sudah mulai dicoret alias
sudah selesai, tinggal menunggu hari H yang belum terasa deg-degan. Jadi
was-was deh, kok belum terasa dag-dig-dugnya ya? Jangan-jangan dag-dig-dugnya
saat malam pertama, eh??
Rutinitas kami (saya,
si calon, calon mertua, dan orang tua) menjelang hari H ada-ada aja, ada yang
lagi puasa senin-kamis, ada yang lagi perawatan, ada yang lagi diet, ada yang
lagi was-was pesawat delay saat berangkat, ada yang lagi rempong telpan-telpon
dan smsan tanya ini-itu udah selesai apa blom, ada yang lagi sibuk nyari
tambahan duit sampe lembur jam 10 malam, dan ada pula yang lagi sibuk browsing tentang masa suburnya wanita.
Hoalah, seru sekali menunggu dan menghitung hari menuju hari H ini, semoga
dilancarkan semuanya ya Allah, dilindungi, dan diberkahi, aamiin ya Rabb.
Nggak sabaran pengen
nulis cerita berikutnya tentang “Malam Pertama”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar